Langsung ke konten utama

Pelukis Vincent Van Gogh





Dalam laman resmi vangoghmuseum.nl biografi Vincent Van Gogh memiliki sub laman tersendiri, ia memiliki nama lengkap Vincent Willem Van Gogh lahir pada 30 maret 1853 di Barbant village of Zundert, Belanda. Anak dengan enam bersaudara, ia adalah anak nomor dua dari pasangan Theodorus Van Gogh dan Anna Cornelia Carbenuts. Meninggal pada 30 juli 1890 dengan lebih dari 850 lukisan dan 1300 gambar diatas kertas.

Sebelum memutuskan menjadi pelukis ia adalah seorang murid, seorang juru tulis di sebuah perusahaan seni, sorang guru dan penjual buku hingga memutuskan menjadi pelukis pada usianya yang ke 27 hal tersebut tidak hanya merubah hidupnya tetapi merubah se;jarah seni rupa. Ia dikenal dengan karya lukis diluar konteks fisik dan emosional melalui maka kuasnya yang meliuk-liuk.


Ia memutuska berhanti di sekolah pada sekitar umur 15th (1867-1868) dan memutuskan untuk tidak melanjutkan studinya. Pada umur 16th dia bekerja bengkel seni Goupil & Cie. Pada tahun 1873 ia dan saudara lelakinya secara bersamaan di rempatkan di cabang berbeda. Vincent di cabang London sedangkan adiknya Theo di cabang Brussels kejadian ini adalah awal mula Vincent dan Theo sering berkirim surat. 

Selama berada di London Vincent mengunjungi beberapa institusi terkenal seperti British Museum and the national gallery, diasana ia menemui berbagai karya idolanya “peasant painters seperti Francois Millet dan Jules Breton. Ia juga membaca berbagai katalog museum, majalah seni dan berbagai literature dan puisi yang ada. Pada 1875 ia dipindahkan ke cabang Paris, disinilah ia mulai berubah menjadi pribadi yang religius. Ditandai dengan isi suratnya kepada Theo yang berisi berbagai macam kutipan Bible dan berbagai kegiatan greja. Terlepas dari minatnya terhadap seni, ketertarikan Vincent dalam pekerjaannya makin hari makin berkurang, sehingga pada 1876 ia dipecat dari Goupil & Cie.

Sehubung dengan pemecatannya Vincent kembali ke Inggris dimana ia perah menjadi asisten guru tanpa gaji di sekolah putra Ramsgate. Namun pada Natal 1876, sang ayah menyarankannya untuk tidak kembali ke inggris dan Vincent menuruti saran tersebut. Ia masih mengalami perubahan tak menentu dengan kepercayaannya pada Biblesyang membawanya kembali pergi dari rumah. Dan pada 1880, dari saran Theo melalui surat kepada Vincent untuk lebih berkonsentrari dalam membuat karya lukis atau gambar tanpa melupakan tuhan ataupun tetap melakukan pelayanan gereja, ia pindah ke Brussels dan mulai menggeluti teknik menggambar. Di masa-mas ini ia tidak memiliki pekerjaan sehingga Theo mengiriminya uang untuk menyuport kehidupan Vincent. Inilah titik balik Vincent dalam meniti karir lukisnya.

Pada musim semi 1881, Vincent kembali ke rumah orang tuanya yang sekarang tinggal di Etten, Brabant. Disana ia semakin memperdalam teknik melukisnya dan Theo yang sudah menjadi Manager di Goupil & Cie selalu mendukung sang kakak dengan bantuan ekonomi agar kakaknya dapat terus berkonsentrasi dan focus pada lukisannya. Pilihannya untuk menjadi pelukis dipandang sebagai kegagalan dimata orang tuanya, terlebih ia jatuh cinta pada sepupunya sendiri Kee Vos yang seorang janda. Kemarahan orangtuanya menyebabkan Vincent semakin memiliki hubungan yang buruk dengan mereka, sehingga Vincent kembali pergi dari rumah.

Untuk mempertajam teknik yang dimiliki Vincent belajar melukis di The Hauge dengan Anton Mauve yang masih sepupu jauhnnya. Sang guru mengajarinya teknik melukis dengan cat air dan cat minyak, hamper setiap hari Vincent mengunjungi kediaman gurunya untuk belajar menggambar. Pada awal 1882 Vincent bertemu dengan Sien Hoornik, mendengar berita tersebut Mauve, dan keluarga besarnya kaget begitu pula teman-teman nya karena Sien adalah seorang palacur. Vincent menjadikan Sien sebagai modelnya dan juga sebagai kekasihnya, pada saat itu Sien tengah mengandung dan telah memiliki anak perempuan berusia 5th. Theo pun tak menyetujui jalinan asmara antara Sien dan Vincent namun mereka tetap melanjutkan hubungan, dengan Thoe yang masih mengiriminya bantuan ekonomi. Namu suatu hari Vincent tersadar bahwa hubungan cintanya tak berjalan baik dan ia memutuskan hubungan dengan Sien. Kandasnya hubungan Vincent membawanya pergi ke Drenthe selama tiga bulan dan menghasilkan karyakarya dengan berbagai pemandangan yang indah.

Pada desember 1883 vincent kembali ke rumah orang tunya yang ada didaerah Nuenen sekarang, lalu ia mulai menyewa studio dan mengembangkan teknik menggambar pemandangan, di tahun tahun ini karyanya mulai ia coba kirim ke Theo dengan harpan karyanya akan laku di Paris Art Market. Namun di kalangan Paris Art Market orang lebih meminati karya yang kaya warna, sedangkan karya Vincent di dominasi dengan warna-warna gelap. Kematian ayahnya pada 1885, membuat Vincent meninggalkan rumah dan tinggal di studionya dan mulai menghasilkan karya berjudul The Potato Eaters. Ia kembali memutuskan mempelajari teknik melukis di Antwerp dan memutuskan takkan pernah kembali ke Belanda. Namun ketika mulai mempelajari teknik di Antwep,Vincent menyadari bahwa apa yang diajarkan disana merupakan hal yang bertolak belakan dengan konsep dan teknik yangselama ini iagunakan. Ia kembaliberkirim surat dengan Theo dan mengikuti adiknya pindah ke Paris, di Paris ia belajar sengan Fernand Cornon yang terkenal memiliki banyakmurid asing. Theo berusaha mencarikan apartement untuk mereka tinggali, si paris Theo berusaha mengenalkan kakanya pada karya Claude Monet yang penuh warna. Ia juga menemui berbagai pelukis di studio milik Fernand, termasuk Henri de Toulouse-Lautrec dan Emile Bernard. Hal tersebut mempengaruhi karya-karya Vincent. Hasil lukisannya yang semula gelap berubah berangsur-angsur menjadi lebih bercahaya dan memunculkan warna-warna cemerlang.
Karir Vincent di paris semakin stabil dan berangsur lebih terang, di pengaruhi dengan seni modern. Ia membangun teknik lukisnya sendiri dengan penggunaan warna-warna terang dan penggunaan kuas pendek untuk membuat garisnya. Tidak hanya teknik yang berubah tetapi juga tema dari lukisannyapun berubah, ia mencoba menggabar berbagai pandangan visual yang lebih komersil seperti jalan menuju café, jalanam protocol, suasana kota di sepanjang sungai seine dan lukisan bunga. Pada masa itu ia dan Theo menyukai Japanese Woodcuts, yang secara tidak langsung mempengarui teknik melukisnya. Sehubung dengan banyaknya imigran di paris kala itu,Vincent merasa kehilangan ketenangan untuk melukis dan ia memutuskan untuk pindah. 1888, Vincent tinggal di Arles, kota kecil dekat bantaran sungau Rhone.
Disini ia sangat senang hal tersebut dapat dilihat dari berbagai karyanya yang di penuhi berbagai warna cerah, dengan berbagai pemandangan yang ada di Arles. Di sana ia mambangun Yellow House, yang dicanangkan untuk studio yang bisa menampung berbagai pelukis untuk berkarya dan menjual karyanya ke Paris lewat Theo. Pelukis pertama yang datang adalah Paul Gaugin. Namun seperti kebanyakan pria yang memiliki sudut pandang berbeda keduanya sering mengalami cekcok dan perdebatan antar mereka. Gauguin melukis dengan mengandalkan memori dan imajinasinya, sedangkan Vincent lebih memilih melukis dengan apayang dapat dilihat di depan matanya. 

Perbedaan antara mereka berdua semakin hari semakin meningkat dan Gaugin mengancam Vincent bahwa ia akan pergi dari Yellow House, sehingga Vincent merasa tertekan dan mengancam Gauguin dengan piseucukurnya. Tanpa Vincent ketahui Gauguin pergi meninggalkannya diam-diam. Dan terjadilah kronologi dimana Vincent memotong telinganya dan mengirimnya ke pelacur, di rumah bordil. Ia dilarikan ke rumah sakit oleh warga, dalam surat Theo untuk Jo Bonger (1888), ‘aku menemukan Vincent di rumah sakit Arles. Orang-orang disekitarnya menyadari kegelisahan yang dialaninya beberapa hari terakhir merupakan petunjuk dari gejala penyakit yang paling mengerikan, yakni kegilaan dan alasan menyerang dirinya sendiri dengan pisau adalah alasan kenapa ia dibawa ke rumah sakit. Apakah dia sedang gila? Para dokter berpikir itu mungkin , tetapi mereka belum mengatakannya secara pasti’ Dengan kesadaran akan kejadian yang menimpanya pada awal januari 1889, ia menggabar potret dirinya yang menggunakan perban pada bagian telinganya, Dan ia memutuskan memasukkan dirinya ke RSJ Saint-Remi De Proverence. Dalam masa penyembuhannya ia bisa di bilang cukup produktif dalam melukis, dengan menghasilkan 150 lukisan dalam setahun.
Ia mendapat kabar bahwa sang adik akan segera menikah dengan Jo Bonger, setelah menikah iadikaruniai anak laki-laki yang dinamai sama dengan nama kakaknya yakni Vincent Willem Van Gogh. Untuk hadiah kelahiran keponakannya Vincent mengirimi sebuah lukisan bunga dengan latar langit biru untuk digantung dikamar sang ponakan.

Sampai suatu hari Theo mengabari Vincent bahwa ia akan membuka bisnis sendiri sehingga bantuan finansial yang biasa dikirim Theo akan berkurang. Hal tersebut kembali memicu kegelisahan pada diri Vincent. Dan pada 1890 ia memutuskan bunuh diri dengan cara menembak dirinya dengan pistol di dekat lading gandum dan menembak bagian dadanya. Namun hal tersebut tak berhasil mengakhiri hidupnya, ia berhasil kembali ke kamarnya dan Theo yang mendengar kabar kakanya bunuh diri langsung menghampira, dua hari setelahnya Vincent meninggal akibat perawatan yang tidak memadahi dan Ia dikubur di Auvers (Ditulis:Amalia Hartiningrum/Ed:Sumi)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sawah di Awal September

Para petani hari ini telah membajak sawah di awal bulan September. Si Kecil berlarian di pematang sawah dan masuk ke lumpur yang telah menjadi lembek hari ini. Ia bermain saja hingga semua tubuhnya tenggelam di dalamnya. yang terlihat hanya kedua bola mata dan hidungnya sendiri tinggal separuh tertutup lumpur lainnya. Bencara global (Covid) telah menyebabkan tempat mengaji tutup kembali untuk kedua kalinya. Hari ini dia tidak mengaji, kami habiskan waktu berdua di sawah, melewati pematang sawah yang tak hijau lagi, sebentar lagi petani akan menanam bibit-bibit, langit cerah biru bergulung-gulung terhampar di atas kepala kami, panas yang diiringi dengan angin surga siang hari, ia masuk ke lumpur, pindah dari satu sawah ke sawah lainnya. Beberapa hari ini, hujan turun dengan santai. Si Kecil berlarian dibawahnya bersama anak-anak tetangga, hari-hari di desa penuh pengalaman yang cukup menggairahkan daripada di ibu kota yang membosankan.  Sekarang ia berada di depan mataku, di samping...

Bagaimana Cara Mengendalikan Emosi

Seberapa sering sih emosi mengendalikan kita? Sehingga seringkali kita malah bikin berantakan atau malah merusak sesuatu yang udah kita miliki. Kali ini, Sumi Library akan memberikan tips bagaimana mengendalikan emosi negatif dalam buku Filosofi Teras karya Henry Manapiring. Filosofi Teras atau Stoisisme adalah Filsafat Yunani - Romawi Kuno yang bisa membantu kita mengatasi emosi negatif. yang didalamnya kita dikenalkan terhadap dua prinsip dikotomi kendali yaitu kendali dalam diri dan diluar diri yang tak bisa dikendalikan, dengan menyadari ini kita akan lebih membuka pikiran kita bahwa tidak semuanya merupakan kesalahan kita atau kita dapat menyadari hak kita atas orang lain. Ketika kita mengunakan logika kita, khususnya dalam Filosofi Teras, diharapkan kita dapat : Menghilangkan Emosi Negatif Maksimalkan Hidup pada apa-apa yang benar-benar berguna, tidak terjebak pada yang bukan tujuan kita. Fokus pada apa yang bisa dikerjakan Kita coba untuk masuk dalam prinsip di...