Kesadaran Kolektif
Durkheim mencoba mewujudkan perhatiannya pada moralitas dengan berbagai macam cara dan konsep. Usaha awalnya untuk menangani persoalan ini adalah dengan mengembangkan ide tentang kesadaran kolektif. Durkheim mendefinisikan kesadaran kolektif sebagai berikut :
Seluruh kepercayaan dan perasaan bersama orang kebanyakan dalam sebuah masyarakat akan membentuk suatu sistem yang tetap yang punya kehidupan sendiri. Kita boleh menyebut nya dengan kesadaran umum. Dengan demikian dia tidak sama dengan kesadaran partikular kendati hanya bisa disadari lewat kesadaran-kesadaran partikular.
Ada beberapa hal yang patut dicatat dari definisi ini pertama jelaslah Durkheim Berpendapat bahwa kesadaran kolektif terdapat dalam kehidupan sebuah masyarakat ketika dia menyebut “keseluruhan” Kepercayaan dan sentimen bersama. Kedua Durkheim jelas memahami kesadaran kolektif sebagai suatu terlepas dari dan mampu menciptakan fakta sosial yang lain. Kesadaran kolektif bukan hanya sekedar cerminan dari basis material sebagaimana yang dikemukakan Marx. Ketiga meskipun Durkheim Memandang kesadaran kolektif seperti diatas namun dia juga menulis kalau kesadaran kolektif baru bisa “terwujud” melalui kesadaran- kesadaran individual.
Gambar Masyarakat Urban |
Durkheim menggunakan konsep ini untuk menyatakan bahwa masyarakat “Primitif” memiliki kesadaran kolektif yang kuat yaitu pengertian, norma, dan kepercayaan bersama lebih dari pada masyarakat modern. Kesadaran kolektif dalam masyarakat solidaritas mekanis dalam bentuk hukum represif, sedangkan kesadaran kolektif pada masyarakat solidaritas organis dalam bentuk hukum restutif (Jazuli, 2014:75)
Arus Sosial
Sebagian besar fakta sosial yang di rujuk Durkheim seringkali diasosiasikan dengan organisasi sosial. Akan tetapi dia menjelaskan bahwa fakta sosial “tidak menghadirkan diri dalam bentuk yang jelas”. Durkheim menyebut nya dengan arus sosial. Dia mencontohkan “luapan semangat, amarah, dan rasa kasihan” yang terbentuk dalam kumpulan publik. Meskipun harus sosial kurang kumplit dibanding fakta sosial itu dikarenakan fakta sosial tidak bisa di reduksi pada individu. Cinta diseret oleh baru sosial dan ia memiliki kekuatan untuk memaksa kita mesti kita baru bisa menyadari ketika kita bergulat melawan perasaan bersama ini. Fakta-fakta sosial dan material dan pinggiran ini bahkan bisa mempengaruhi intuisi yang paling kuat sekalipun.
Arus sosial bisa dilihat sebagai serangkaian makna yang disepakati Dan dimiliki bersama oleh seluruh anggota kelompok. Karena itu arus sosial tersebut tidak bisa dijelaskan berdasarkan suatu pikiran individual tertentu apapun individu-individu tentu saja punya kontribusi dalam arus sosial, akan tetapi karena sudah menjadi sosial sesuatu yang baru lahir melalui interaksi mereka. Arus sosial juga tidak bisa dijelaskan secara intersubjektif, Yaitu berdasarkan interaksi antar individu. Arus sosial hanya akan tampak pada level interaksi bukan pada level individu. “Mood” kolektif tersebut atau arus sosial, berbeda dari satu kelompok ke kelompok yang lain Akibatnya tingkah laku pun berbeda-beda termasuk tindakan yang akan kita bahas nanti yakni bunuh diri sebuah tindakan yang kelihatannya sangat bersifat individualistis.
Komentar
Posting Komentar